Jl M I Ridwan Rais No 13A, Depok, Jawa Barat +62 21 7759848

Sapaan Teduh GBKP 17 November 2025

  • 05:42

Mazmur 103:7

Tetapi kasih setia Tuhan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang yang takut akan Dia dan keadilannya bagi anak cucu.

     Walaupun ayat kita cuman satu ayat, tapi ayat ini bisa membuat kita merenung lebih dalam tentang kasih Tuhan. Ya. Jadi, Mazmur 103 secara khusus ayat yang ke-17 mengajak kita untuk mengenang. Ya, mengenang, mengingat kasih Tuhan itu dalam kehidupan kita ya. Jadi, mari ingat kembali kasih Tuhan. Apa-apa saja yang sudah Tuhan kerjakan di dalam kehidupan kita sehingga kita bisa bangun pagi ini pun adalah karena kasih Tuhan. Ya, ada satu yang pernah saya dengar, ketakutan orang. Salah satu ketakutan orang pada umumnya manusia adalah ketika mereka tidur mereka tidak bangun lagi. Nah, jadi kita masih bisa bangun pada pagi hari ini pun adalah karena kasih Tuhan. Jadi kita harus bisa temukan hal-hal yang membuat kita bersyukur. Kita harus bisa temukan hal-hal yang membuat kita bersyukur. Temukan, catat beberapa hal-hal yang memang harus kita syukuri dalam satu hari itu. Termasuk pun kita bisa bangun pada pagi hari ini. Itu pun adalah hal yang harus kita syukuri. Jadi banyak sekali yang harus kita syukuri. Hanya saja terkadang orientasi kita tidak mengingat bagaimana luar biasanya kasih Tuhan itu sudah kita terima. Fokusnya bukan pada kasih Tuhan, tapi fokusnya pada hal-hal yang lain, pada penderitaan, pada pergumulan. Dalam ayat yang ke-17 ini diingatkan kembali bahwa kasih Tuhan itu yang ada pada kita itu adalah karena kasih Tuhan yang luar biasa.

     Sehingga kasih dalam mazmur yang dimaksudkan dalam konteks ini biasanya dalam dunia teologi dikatakan kasih yang tak goyah. Artinya kasih Tuhan itu adalah kasih yang berkomitmen bukan emosi. Kasih yang berkomitmen bukan emosi atau bukan perasaan. Kalau komitmen itu kan keputusan. Kalau perasaan itu bisa berubah-ubah, emosi itu berubah-ubah. Jadi dalam Mazmur ini dikatakan bahwa kasih Tuhan itu komitmen. Dia mengasihi kita karena Dia adalah kasih dan dia berjanji pada dirinya sendiri. Jadi kasih Tuhan itu tetap walaupun kita gagal menjadi yang seharusnya sebagai anak Tuhan, tapi Tuhan masih mengasihani kita, kan? Tuhan masih mengasihi kita. Dan sebenarnya kasih Tuhan inilah yang membuat kita kagum. Sehingga mengingat kasih Tuhan kita kagum dan kita berubah, bertobat, melakukan apa yang benar sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan.

     Sehingga tadi dikatakan kasih setia Tuhan itu selama-lamanya. Jadi kasih Tuhan itu, yang berkomitmen itu, yang keputusan itu adalah kasih yang kekal sesuai dengan sifatnya selama-lamanya. Jadi Bapak, Ibu, Saudara-saudara yang terkasih, yang mau saya sampaikan adalah kita mengasihi kita tidak pernah memulainya dari nol. Tidak pernah. Tapi kita memulai dari kasih yang lebih dulu hadir bahkan sebelum kita membuka mata. Dan makanya ada lagu mengasihi mengasihi lebih sungguh. Tuhan lebih dulu mengasihi ya. Tuhan lebih dulu melayani. Dan itu menjadi dasar kita.

     Kemudian dikatakan bagi orang yang takut akan dia, bagi orang yang takut akan dia bahwa takut kepada Tuhan berarti menempatkan Tuhan menjadi pusat segala moral hidup kita. Dan kita diajak untuk tidak berorientasi pada diri kita lagi, tapi kepada Tuhan. Sama seperti ungkapan dalam Alkitab, hidupku bukannya aku lagi, tapi Kristus yang ada di dalam aku. Ya, kita tidak mengangkat keakuan kita lagi, tapi kita mengangkat Kristus yang sudah mengasihi kita dan hadir dalam diri kita. Sehingga dalam Alkitab juga bersaksi bahwa takut akan Tuhan adalah sumber hikmat dan sumber kepentaran. Dan hikmat itu adalah satu hal yang memberi kita pengertian, memberi kita pemaknaan tentang hidup dan bagaimana yang seharusnya. Jadi sebenarnya takut kepada Tuhan itu memberikan kita banyak sekali keuntungan. Kita menjadikan Tuhan menjadi pusat kehidupan moral kita. Kita pun akan dikasihi Tuhan dan kita pun akan mendapatkan hikmat, dapat pengertian, pemaknaan tentang hidup. Bagaimana seharusnya kita menjadi orang yang percaya hidup di tengah-tengah dunia ini. Jadi luar biasa sekali ya kasih Tuhan itu ya. Dan bagi orang yang takut kepada Tuhan.

    Tentu pertanyaannya adalah refleksinya bagi saya dan bagi kita semua adalah apakah hidup kita sudah berpusat kepada Allah? Apakah hidup kita sudah berorientasi kepada Tuhan? Nah, ini menjadi renungan kan. Kita mengingat kembali kasih-kasih Tuhan itu yang sudah kita terima. Pertanyaannya, apakah hidup kita sudah berpusat kepada Allah? Nah, itu menjadi pertanyaan refleksi bagi kita semua. Kemudian dikatakan di sini, keadilannya bagi anak cucu. Nah, kita percaya bahwa perbuatan kita hari ini menanam juga untuk generasi berikut. Oleh karena itu, mari kita wariskan iman kita kepada generasi kita seterusnya. Karena apa yang kita tanam tentu akan menentukan juga buahnya.

     Sehingga dalam kesimpulannya Bapak, Ibu, Saudara-saudara yang terkasih dalam Mazmur 103:17 ini mengajak kita secara khusus pagi ini bukan sekedar pagi yang rutinitas tetapi pagi yang ditopang oleh kasih kekal dari Allah. Ya, kita semua bisa menikmati apa yang bisa kita nikmati sekarang karena kasih Tuhan. “labu perban jagonta”, bukan karena hebat kita, bukan karena jago kita, tapi karena Tuhan, karena kebaikan Tuhan. Jadi kita harus menghormati Dia, kita harus belajar taat kepada Dia di dalam keterbatasan kita, di dalam kerapuhan kita. Dan inilah yang menjadi tujuan hidup kita yang lebih esensial sebagai orang yang percaya. Saya harap ini ee bisa menjadi renungan kita bersama. Selamat pagi dan selamat beraktivitas. terlebih selamat menikmati kasih Tuhan, selamat mengenang, mengingat kasih Tuhan, ingat apa yang sudah Tuhan beri buat kita dan kita akan bersyukur untuk itu. Amin.

Vic. Adi Trama Sinulingga

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=90hBaW07K-E

 

Sebelumnya Sapaan Teduh GBKP 12 November 2025
Selanjutnya Sapaan Teduh GBKP 18 November 2025