1 Korintus 15:50
“Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa
daging dan darah tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah dan bahwa yang
binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.”
Thomas Grey
berkata, "Semua kemegahan dunia hanya akan berakhir di kuburan." Mungkin
pernyataan ini adalah hal yang paling dibenci dunia. Bagaimana mungkin hal yang
indah di mata mereka bisa berakhir hanya di kuburan? Inilah fakta yang sudah
kita saksikan selama ini. Sehebat apapun seseorang meraih kemuliaan diri, toh
berakhir di kuburan. Kematian adalah akhir dari segalanya. Saat seseorang mati,
maka segala sesuatu yang dimiliki di dunia ini tidak lagi ada artinya. Saat
seseorang mati, maka tidak ada lagi kehidupan yang biasa dijalani. Namun yang
menarik, justru kematian tidak menjadi akhiri di dalam Tuhan. Kematian masih
berlanjut dengan kebangkitan. Kebangkitan menjadi simbol bahwa Tuhan menang
atas maut. Penulis Jos Lewis Borges dari Argentina pernah menulis sebuah kisah
cerita pendek tentang Markus Rupus, seorang prajurit Romawi yang mendapatkan
ramuan untuk hidup abadi dan awet dalam temuannya di sebuah sungai rahasia yang
meluputkan orang dari maut ketika meminumnya. Namun pada akhirnya Markus sadar
bahwa keabadian tidaklah seindah yang ia bayangkan. Ia mendapati bahwa hidup
tanpa akhir sama dengan hidup tanpa arti. Justru mautlah yang sesungguhnya
memberikan makna bagi kehidupan. Markus pun menemukan penawarnya sebuah mata
air yang jernih. Setelah minum dari mata air itu, ia menggoreskan duri pada
tangannya dan keluarlah setetes darah yang menandakan hidupnya tidak lagi
abadi.
Seperti
Markus, adakanya kita merasa tak berdaya menghadapi hidup yang lambat laun
semakin dekat dengan kematian. Kita setuju kematian memang memberikan makna
bagi kehidupan. Namun berbeda dari Markus, kita tahu bahwa dengan kematian
Kristus kita menemukan arti hidup yang sejati. Lewat darah-Nya yang ditumpahkan
di kayu salib, Kristus menaklukkan maut dan menelannya dalam kemenangan. Bagi
kita penawarnya adalah air hidup yang diberikan oleh Yesus Kristus. Karena kita
minum air hidup itu, seluruh tatanan kehidupan, kematian, dan kehidupan kekal
telah berubah. Memang kita tidak akan luput dari kematian jasmani, tetapi itu
tidak lagi berpengaruh. Tuhan Yesus telah mematahkan ketidakberdayaan kita
terhadap kehidupan dan kematian. Dalam Kristus kita memiliki jaminan pengharapan
akan surga dan sukacita yang penuh arti dalam hidup kekal bersamanya.
Paulus menyampaikan kebenaran yang fundamental tentang sifat kerajaan Allah. Dalam konteks pembicaraannya tentang kebangkitan, dia menjelaskan bahwa tubuh kita yang sekarang dengan segala keterbatasan, kelemahan, dan kehandelan tidak cocok untuk kerajaan yang kekal. Daging dan darah bukan sekedar merujuk pada tubuh fisik, tetapi pada keadaan manusia yang masih jatuh dalam dosa, yang masih terikat pada kematian, keterbatasan dan kehancuran. Ini adalah pengingat bahwa kita membutuhkan transformasi, bukan hanya perbaikan dari yang sudah ada. Namun, pesan ini bukan tentang keputusasaan. Justru sebaliknya, ayat ini membawa harapan. Allah tidak meninggalkan kita dalam keadaan yang fana ini. Melalui Kristus, kita akan mengalami transformasi yang luar biasa. tubuh kita akan diperbaharui, dijadikan abadi dalam kemuliaan-Nya yang kekal itu. Amin.
Pdt. Irwanta Sembiring Brahmana



